Selasa, 22 Desember 2015

MC PROFESIONAL DAN RELEVANSINYA TERHADAP KESUKSESAN ACARA



PEMBAWA ACARA (MC)

A.      Pengertian Pembawa Acara (MC)
Pembawa Acara atau Mster of Ceremony adalah orang yang membawakan suatu acara yang bersifat resmi atau setengah, yang harus memahami etika protokoler, dan bertanggung jawab atas kelancaran dan kesuksesan sebuah acara.
B.      Tugas MC
Kesuksesan sebuah acara sangat dipengaruhi oleh kepiawaian MC dalam melaksanakan tugasnya. Seringkali kali kita merasakan sebuah acara sangat menjenuhkan, atau sering kita melihat pembawa acara yang berbicara panjang lebar seperti halnya sedang menyampaikan sambutan atau ceramah sebagaimana muballigh.
Profesionalitas MC akan tercermin oleh penampilannya dalam menjalankan tugasnya. Agar tugas MC tidak berbenturan dengan petugas pengisi acara lainnya maka harus dipahami tentang tugas-tugas MC sebagai berikut:
1.      Memandu jalannya acara
2.      Menyebutkan VVIP
3.      Menyampaikan urutan acara
4.      Menyampaikan pesan
C.      Jenis Acara
1.      Acara Resmi
Ø  Acara Kenegaraan
Ø  Pelantikan, serah terima jabatan
Ø  Penandatangan MOU (memorandum of Understanding)
Ø  Pemberian Penghargaan
Ø  Upacara Bendera
Ø  Peresmian
Ø  Hari Besar Kenegaraan
Karakteristik: Formal, serius dan khidmat
2.      Acara Setengah Resmi
Ø  Peringatan Hari Besar Nasional
Ø  Peringatan Hari Besar Keagamaan
Ø  Seminar
Ø  Pisah kenal pejabat (bersifat bukan pelantikan)
Ø  Pameran Pembangunan
Ø  Ulang tahun instansi
Karakteristik:  Merupakan perpaduan antara acara formal dan keagamaan/hiburan/ilmiah, tahap pertama pembukaan acar formal, serius, pada tahap kedua acar santai, sopan, gembira dan dinamis
3.      Acara Hiburan
Ø  Pentas Musik
Ø  Pentas Budaya
Ø  Pentas Kesenian Daerah
Ø  Drama/ Teater
Karakteristik: Acara meriah, gembira, semangat, emosional dan dinamis
D.     Ruang lingkup Obyek Pembawa Acara
Sebagai MC profesional harus mengetahui ruang lingkup obyeknya seperti:
1.      Siapa Audience kita?
Ø  Pejabat Pusat
Ø  Pejabat Daerah
Ø  Masyarakat kelas atas
Ø  Msyarakat kelas bawah
Ø  Masyarakat berpendidikan tinggi
Ø  Masyarakat berpendidikan rendah
Ø  Masyaraka Kota
Ø  Masyarakat Desa
Ø  Karyawan/ti
Ø  Masyarakat Umum
Ø  Masyarakat Modern
Ø  Masyarakat Tradisional
Ø  Masyarakat Religius
Ø  Komunitas khusus
2.      Lokasi
Ø  Di gedung
Ø  Di kantor
Ø  Di hotel
Ø  Di lapangan
Ø  Di tempat ibadah
3.      Waktu acara
Ø  Pagi
Ø  Siang
Ø  Sore
Ø  malam
4.      Acara
Ø  Penyebutan VVIP dari pejabat yang tertinggi diikuti pejabat di bawahnya
Ø  Susunan sambutan dari pejabat terendah meningkat pada pejabat tertinggi.
E.      Tehnik Pelaksanaan Pembawa Acara
Seorang MC akan tercermin profesionalitasnya dalam penguasaan:
1.         Suara dan cara bicara
Ø  Suara microphone genic
Ø  Speed
Ø  Volume
Ø  Power
Ø  Tone
Ø  Timbre
Ø  Nafas
Tehnik Berbicara
Ø  Intonasi
Ø  Artikulasi
Ø  Stressing
Ø  Phrasing
2.         Bahasa Tubuh
Ø  Gerak-gerik tubuh
Ø  Cara Berjalan
Ø  Cara Berdiri
Ø  Cara Duduk
Ø  Ekspresi Wajah
Ø  Kontak Mata
3.         Penampilan
Busana dan make up disesuaikan dengan jenis, lokasi dan waktu acara
Ø  Busana resmi : two pieces, three pieces, blaser  atau seragam
Ø  Busana daerah, nasional
Ø  Busana bebas rapi
Ø  Make up: lengkap, lengkap tidak mencolok dan naural look
4.         Percaya Diri
Ø  Persiapan yang baik (acara, tamu undangan, kelengkapan acara, pengisi acara)
Ø  Wawasan yang luas
Ø  Adaptasi
Ø  Relaksasi
Ø  Ramah
F.       ETIKA PEMBAWA ACARA
1.   Berbicara dengan cermat terutama menyebutkan nama dan pangkat (ABRI dan Kepolisian)
2.    MC tidak harus membacakan susunan acara pada pembukaan acara
3.  Setelah pejabat memberikan sambutan pada acara resmi, MC tidak memberikan ucapan terima kasih, komentar atau tanggapan tentang sambutan tersebut
4.  Jangan memulai acara berikutnya, sebelum pejabat yang baru saja memberikan sambutan, tiba di tempat duduknya
5.    Untuk catatan gunakan kertas kecil yang terpotong rapi
6.    Jangan mengangkat kertas terlalu tinggi
7.    Jangan memukul mike untuk men cek suara.

Kamis, 10 Desember 2015

MENGELOLA EMOSI POSITIF MELALUI SENI MENULIS CERITA PENDEK



SERPIHAN  CINTA
(karya: Rowimah)

“Kekayaan hati adalah luasnya pengetahuan yang dimiliki secra aplikatif...” kalimat ini terasa melekat dalam hati dan mengalir melalui sel-sel darah membentuk sebuah motivasi
“aku ga mau gagal dalam meniti kehidupan” gumamku dalam hati saat teringat bahwa kondisi hubunganku dengan mas fahmi mengalami konflik internal yang menyangkut keberlangsungan tujuan hidup.
            Keberadaan dia sebenarnya sangat berarti dalam menumbuhkan semangat hidupku yang saat itu hampir terpuruk oleh problema keluarga. Dia datang memberikan segenggam kesejukan sebagai penawar dahaga...dia mendampingiku disaat aku terlempar jauh oleh ketidak adilan yang tercipta dari manusia-manusia yang berkepentingan pribadi semata. Dia sahabat yang sangat mengerti akan derita dan duka yang dialamiku...
“Mas fahmi.. dinda mohon maaf jika belum bisa membalas seluruh kebaikan, semoga Allah senantiasa melindungi mas dan memberikan rahmat keselamatan dan kebahagiaan...” sms-ku terakhir yang ku kirim padanya”.
“Dinda marah? Balas mas fahmi. Karena aku tak menjawab, mas fahmi menelponku, satu kali.. dua..tiga... sampai sembilan belas kali panggilannya tak ku angkat.
Sejujurnya hatiku sangat galau untuk menentukan antara panggilan jiwa dan kebutuhan hidup, telpon mas fahmi yang berulangkali membuat bathinku tak kuasa menahan kasihan,  disamping mempertimbangkan panggilan jiwa untuk membimbingnya mengikuti keyakinanku.
“Mas mau mengikuti agama dinda, tapi untuk perceraian dengan dia biarkan Allah yang memisahkannya....”  kata mas fahmi suatu hari menjelaskan idenya.
“Dinda mau dimadu ya?”,  tanya mas fahmi
“ maaf mas dinda ga bisa”, jawabku
“Kenapa? Biarkan dia tetap pada posisinya, yang pasti mas hanya mencintai dinda selamanya” jelas mas Fahmi lebih lanjut.
“Dinda mohon maaf mas, karena belum bisa menjadi wanita yang mampu berbagi..” jawabku berargumen.
“Tapi mas ga bisa hidup tanpa dinda, mau ya dinda dimadu?”, bujuk mas Fahmi.
“Dinda yakin, mas bisa hidup tanpa dinda, buktinya perkawinan mas sampai sekarang bertahan... “kilahku
“Mas bertahan dengan dia karena anak, sejak lama mas sudah tidak selaras dan serasi dengan dia, tapi agama mas tidak memperkenankan perceraian” urai mas fahmi berusaha meyakinkan aku.
“Tapi dinda ga bisa hidup tenang kalau mas berpoligami” kataku memberi jawaban
“Ketenangan akan mudah didapatkan asalkan dinda tidak berfikir negativ terhadap mas, pokoknya believe sama mas” kata mas fahmi sedikit menekankan pendapatnya.
“Justru itulah yang tidak bisa dinda lakukan, bagi dinda keutuhan keluarga adalah idaman menuju kebahagiaan hidup, apalagi anak-anak mas juga akan menjadi tanggung jawab dinda dalam memperhatikan dan mendidiknya, ga mungkin dinda mampu berkonsentrasi terhadap keluarga jika bathin dinda senantisa merana”, jawabku sedikit tegang.
“Dinda, mas sangat mencintaimu, hanya dinda wanita yang mampu membuat mas semangat, hingga sekarang mas mampu menyelesaikan S.3, Visi hidup kita sama dinda..., maka mas mohon pengertian dinda untuk mau dimadu. semuanya berproses kita menikah dulu ya..?” pinta mas Fahmi
“Mas, dinda juga mencintai mas... mungkin visi hidup kita sama terutama dalam mengedepankan pendidikan adalah prioritas  dalam kehidupan, namun faktanya diantara kita ada jurang pemisah yang amat terjal. Agama kita berbeda dan status perkawinan kita berbeda. Apakah mas akan mampu melewati semua rintangan tersebut? Apakah mas akan berkenan melepaskan atribut agama yang sekarang  melekat dan status perkawinan mas dengan dia sebagai persyaratan bukti serius terhadap dinda?”, jawabku memberikan alternatif pemikiran.
“Dinda, mas serius dengan dinda, mas mau menanggalkan atribut agama mas, tapi tolong.. dinda mau dimadu ya?”, pinta mas Fahmi
Aku terdiam, hatiku bingung melihat keseriusan mas Fahmi yang mengharapkan aku untuk mau dimadu. Ya Allah, apa yang harus hamba lakukan? Mestikah hidupku hanya sebagai istri keduanya? Mampukah aku melewati semua ranjau dan kerikil-kerikil tajam dalam mengarungi pernikahan dan memeliharanya? Rasanya hamba sangat pesimisme ya Allah..jika menjalani kehidupan rumah tangga yang tidak utuh. Namun bagaimanakah nasib mas Fahmi? Dan berdosakah hamba jika mas Fahmi kembali kepada keyakinan agamanya, gara-gara hamba tinggalkan?
“Dinda, berkenankah menjadi istri mas?”, mas Fahmi bertanya padaku
“jika dinda berkenan, mas akan segera melamar ke orangtua dinda” lanjut mas Fahmi
“Beri dinda waktu berfikir ya mas”, jawabku
Ya Allah berat sekali rasanya masalah ini, aku sangat takut menyakiti perasaannya, jika aku tak menerima niat baiknya untuk menjadikan aku istri, disamping aku juga terlanjur mencintainya. Namun perbedaan diantara mas Fahmi dan aku terlalu banyak, terutama perbedaan status perkawinan, mungkinkah mas Fahmi mampu menjadi imamku kelak secara adil? Sementara basic perbedaan agama menjadikan aku harus mampu berbuat lebih baik karena harus membimbingnya agar menjadi muallaf yang kuat pondasi.. dan mukmin kamilan. Disisi lain batinku tidak pernah bisa berkompromi dengan poligami.
“Mas ...dengan segala kerendahan hati dinda haturkan permohonan maaf yang seagung-agungnya, karena kita harus membuat pilihan...bagi dinda mas sangat berharga apalagi mas juga dosen dinda, namun masalah nikah atau berkeluarga bagi dinda adalah sangat sakral, sangat suci. Maka dengan maksud positif, dinda mohon perkenan memberikan pilihan paket yang harus mas pilih sebagai jalan keluar masalah hubungan kita. Pilihan ini berkonsekuensi yang sangat berat tidak saja bagi mas tapi juga bagi dinda” kataku pada mas Fahmi
“Pilihan apa dinda?” tanya mas Fahmi
“Mas silahkan pilih dinda atau dia, konsekuensinya, jika pilih dinda berarti mas wajib berganti agama dan menanggalkan status perkawinan dengan dia. Jika mas pilih dia, mas tinggalkan dinda dan hubungan kita cukup sampai disini..” aku menjelaskan tentang pilihan tersebut.
            Jantungku berdegup kencang menanti jawaban mas Fahmi, siapakah wanita istimewa yang mas Fahmi pilih? Aku atau diakah?
            “Mas pilih dinda, tapi biarkan perceraian menjadi kewenangan Allah” jawab mas Fahmi
            “Tapi mas maaf, kita sepakat pilihan tersebut sepaket, termasuk dengan semua konsekuensinya” tegasku pada mas Fahmi
            “Dinda mohon  jangan egoisme , izinkan mengertiin mas, semuanya perlu proses” lanjut mas Fahmi
            Aku terdiam karena sangat kaget ketika mas Fahmi memberikan predikat padaku “egois”, padahal semua tersebut ku lakukan karena untuk kebaikan bersama.
            Setiap hari mas Fahmi menghubungiku. Setiap telponnya tidak pernah aku angkat, hanya satu kali aku balas sms-nya : “ Dinda cape mas dengan semua kondisi mas yang tampaknya tidak serius untuk pindah agama dan berpisah dengan dia, jika saja dia mau mengikuti mas untuk pindah agama, mungkin tentang poligami tersebut akan dinda pertimbangkan, tapi sayangnya masalah kita tidak demikian” ungkapku di sms menjelang akhir sms-an dengan mas Fahmi.
            Setelah pembicaraan tersebut, aku diam tidak merespon sms maupun telponnya. Biarlah agar mas Fahmi berfikir apakah  tetap  akan memilihku atau akan kembali kepadanya? Bagiku memilih mas Fahmi karena ingin hidupku berguna. Aku masuk dalam kehidupan mas Fahmi, karena kondisi rumah tangganya yang sudah lama diujung tanduk kehancuran, itu yang mas Fahmi sampaikan saat mulai dekat denganku.

Pembelajaran sikap spiritual melalui puisi Religi



CINTA- MU RINDUKU
                                                                                                                                                              Karya :  Rowimah

Aku terpaku dalam bisu
Menatap langit  terhalang  mendung nan kelabu, tanpa ..
indahnya cahaya bintang nan bertaburan…gemerlap bak intan berlian
Subhanallah……Ya Rabb…
Aku rindu akan cahaya-Mu
Aku rindu akan KasihMu
Aku rindu akan keindahan dan kedamaian
Hati yang lama terhimpit …
Aku ingin bebas tanpa batas yang menghalangi  kehadiran-Mu
Ya Rabb………..
Kata-kata-Mu adalah motivasi
yang membuat hati tegar dan semangat
Janji-Mu adalah harapan,
tempatku berteduh menggapai  impian
Cinta-Mu adalah tujuanku meniti masa depan yang bahagia…
Meski sekarang aku terbelenggu sepi, karena mendung
senantiasa menyelimuti , meski …
Beribu kali angin datang  menghampiri
‘ tuk mengajaknya berlalu..




TAUBAT

Oleh : Rowimah

Ketika  ku bersujud
Tiada satupun lembar penghalang atas
hati  yang menyatu .......................
kata yang terangkai...................
bibir  yang  bergetar ....................
Untuk menyebut  Asma Mu yang maha Agung
                Astaghfirullah  ya Rabb.....
                Dalam  duka kini ku menengadahkan  tangan
                Berharap kasih yang tercurah tanpa batas
                Atas  ampunan dosa  yang  tersirat
Hampa  jiwa  berbalut  gelisah
Merasakan  kecil  tak bermakna
Rendah  tak  bermartabat
Saat  ku menghadapMu
Tiada penghalang  atas anugerah Cahaya
Yang menjadi penerang kegelapanku
Terimalah ya Rabb...
Penyesalan hamba yang  berbalut dosa....
 





 PEJUANG SEJATI
                                                                                                                                                              Karya  :  Rowimah

Semilir angin dimusim hujan
Merasuk dalam pori dan tulang
Hingga tubuh mungilnya menggigil , menahan hawa dingin
Diantara gemericiknya air hujan
dan  suasana malam mencekam..
Namun kondisi itu tak menghalangi semangatnya…
Pandangannya menatap tajam kearah
lalu lalang kendaraan … dia mencari… berlari.. berebut belas kasih ,
Dari tangan mungilnya, menawarkan jasa…
Sayang  tubuh kecil mungilnya tak mampu
melawan desakan dan himpitan arus tubuh-tubuh kekar
Hingga ia terhimpit …, tenggelam dalam lautan masa..
Aaauuuuu.. ?!  dia menjerit kesakitan oleh injakan orang
 yang hanya peduli akan kepentingan dirinya
Buuuughh..  !! dia terjatuh di antara kerumunan
Byuuuurr… !! dia tersentak kaget oleh air hujan yang mengguyur tubuhnya
Tersadar dia berlari dengan perasaan gundah
Nyaris menyurutkan semangatnya
Lalu , hatinya menjerit
Tidaaaakk!! Aku tak boleh lemah
Aku harus tetap semangat
Aku putra bangsa tercinta
Harus mampu bicara pada dunia, bahwa
Indonesia  tetap Jaya dan merdeka….


PUISI UNTUK PEMIMPIN AROGAN

                                                                                                           
Teriakan munafik tak mencegahmu menindas kaum yang lemah                    
Teriakan benalu yang menempel pada rongga terikat pada diri
Teriakan sumpah serapah  yang  terucap
dari   kaum yang tertindas
Teriakan benci atas kaum yang terlempar keambisiusan
Teriakan buta oleh harta yang menyulut api
bak membara
Aroganmu  tlah melekat dalam kalbu
Mengabaikan semua teriakan dan rambu
Adakah hatimu  pernah terluka?
Adakah mata hatimu  melihat  tipuan dunia?
Adakah gurumu menjadi panutan hidup?
 Ibumu adalah satu wanita
Yang sama tak berdaya
oleh kemunafikan falsafahmu.
Bukan kah engkau terlahir  sebagai yang papa?
Bukankah engkau akan kembali menjadi papa?
Mengapa engkau berdusta untuk seorang wanita?




MELATI PUTIH
                                                                                                      Karya Rowimah
                                                                                                     
Melati putih ...
Aroma mewangi sebuah  karakter yang
 membuatmu selalu di senangi
Dalam suka engkau hadir menebarkan senyum
Dalam duka engkau berkabung menjadi saksi
Atas cinta yang terpisah...
Atas rindu yang terlepas...
Atas harapan yang terhempas...
Atas ikatan janji  yang terputus
Melati putih
Hidupmu memiliki makna  bagi yang lain
Seputih warnamu
Sesuci simbolmu
Sewangi aromamu
Namun,  hidupmu kini  di antara dua jurang pemisah
Diantara bukit terjal yang membentang
Diantara rerumputan gersang mengelilingi
bak  sebuah pagar yang melindungi
Dari sentuhan-sentuhan jahil
yang merusak hidupmu
Melati putih
Kau selalu ada dispanjang waktu.




PILAR  KEMISKINAN

Kutatap langit  langit rumah
Tanpa gypsum yang megah dan indah
Hanya beratap seng dengan suara tang-teng tong
Mengikuti irama jatuhnya butiraan air hujan
Kutatap wajah mungil tertidur lelap dan lelah
Dilorong-lorong gedung megah
Tanpa menghiraukan dinginnya malam pasca hujan
Hanya berselimut selapis kain tipis
Yang membalut tubuh layu dan kusam
Kutatap bayi tergolek lemah
Tanpa ASI
Jerit tangisnya menggetarkan kalbu
Seakan berkata ...
Aku rindu belaian lembut seorang bunda
Duhai pejabat yang terhormat...
Duhai insan yang bermartabat...
Duhai wakil rakyat pengemban amanat
Mengapa masih ada rumah tidak layak huni......
Mengapa masih ada Anak  terlantar dan hidup di jalanan...
Akankah kehormatanmu tergadai....
Akankah Martabatmu terinjak........
Akankah amanatmu ternoda..........
oleh hak-hak mereka yang terampas
Hak-hak mereka yang tertindas
Hak-hak mereka yang kau ambil atas  nama amanat  
Sayang sekali budaya malu enggan mnjadi pilar kemiskinan
Budaya malu bangga menjadi tontonan